Razia

XC Story
Hari rabu siang biasanya anak Pleton Inti [Baca: Tonti] melakukan kewajiban mereka, yaitu latihan PBB [Baca: Peraturan Baris Berbaris], tidak terkecuali pada hari rabu bulan ketiga di tahun 2009 ini {lupa tanggalnya}.
Karena latihan Tonti dilaksanakan sepulang sekolah, maka pagi haripun kami melakukan KBM [Baca: Kegiatan Belajar Mengajar] seperti biasa.
Waktu itu kami anak XC, jam keenam mata pelajaran Matematika Ibu Farida. Kelas kami terletak di XII IPA1, maka kami mulai berebut bangku. Disaat seperti itu, Fahmi dan Ridwan yang notabennya sebagai anggota OSIS 08-09 izin untuk tidak mengikuti KBM dikarenakan ada sesuatu yang perlu di lakukan para anggota OSIS.
Kami pun belajar matematika dengan damai, lalu tiba-tiba ditengah berlangsungnya KBM, datang sepasang insan memasuki kelas kami. Sebut saja Tik Tok (Fahmi) dan seorang cewek kakak kelas {gak tau namanya}. Mereka meminta waktu sebentar untuk menyampaikan sesuatu kepada kami.
Setelah ceramah yang isinya memberitahu kita kalau mereka akan melakukan razia, akhirnya dua insan itu mulai merazia tas kami. Aku yang kebetulan duduk paling depan sudah di obrak-abrik {tasnya maksudku}, daaann betapa terkejutnya si Mba-mba yang merazia tasku, dia menemukan sebuah Pembersih Wajah Clean and Clear (Ups sebut merek), heheheh. Sontaklah seluruh siswa tertawa terbahak-bahak.
“huu Ibox nggowo pembersih og pie?,” kata Mojay.
“weh weh weh, ra popo! Tar siang kan ada latian Tonti, ya nggowo ae ben ra ireng!,” belaku.
“pie toh Box!,” kata Fahmi seraya menyerobot Clean and Clear dari tangan si kakak kelas cewek ---yang nyebelin bangett---
“Box nek panas-panas mending ra usah nggo koyo ngono, tar malah rusak mukamu,” timbrung Dilla.
Aseeem! Dalam hati aku menggerutu tidak terima.
Lalu di dalam suasana yang klimaks datang Ibu Utik memeriksa kinerja Fahmi dan partnernya. Dengan sigap si Fahmi menyerahkan hasil kerja mereka yang berupa kardus berisi barang razia-an kepada Ibu Utik.
“ya ampuun sopo iki sing gowo Pembersih wajah?,” katanya antagonis.
“akuu buu,” kataku dengan nada manja [kalo sama Ibu Utik enaknya manja-manja biar gak dimarahin].
“pie toh Dit, lanang kok nggowo pembersih? Neng sekolah neh,”
“itu tadinya buat nanti siang latian Tonti,”
“halah, kwe melu Tonti ra tak point plus, tapi tak ke’i minus!,”
Aaaaaaaaaaaaaa_O)(&!^%$!@(&%!#%)