Kisah Ibu Wardhani dan anak-anak XII IPA3

XII IPA3 Story :

Kejadiannya bulan puasa kemarin (2010). Setting menggambarkan kelas XII IPA3 dimana sedang berlangsung mata pelajaran Biologi yang sedang diampu oleh Ibu Wardhani [Baca : Ibu Dhani]. Ibu Dhani selesai menerangkan tentang perkawinan (lho?) dipapan tulis, beliau pun menyuruh siswa/inya men-copy-paste hasil karyanya [Baca : tulisannya] dipapan tulis, setelah itu beliau duduk di kursinya.
Sambil menunggu siswa/inya selesai menulis, beliau duduk santai seraya memandang satu persatu siswa/inya kalau-kalau ada yang tidak melaksanakan tugasnya. Dan benar saja si Sembodo yang notabennya duduk paling depan malah terang-terangan gak nulis, dia malah sibuk memandang Jelita yang duduk disampingnya dengan pandangan datar. Maka dengan perasaan marah bercampur heran Ibu Dhani pun melontarkan pertanyaan kepada Sembodo;
“woi! Koe ngopo ndeloke wae Jelita? Cepet nulis!,” {kenapa kamu liatin Jelita saja? Cepet nulis!}.
“saya tidak kelihatan, Bu,” celetuk Sembodo.
“ra ketok pie? Alibi! Wong cedak kok ra ketok!,” {gak kelihatan bagaimana? Alasan! Orang deket kok gak kelihatan!}.
“Jelita kan gedhe!, apalagi kempolnya [Baca : betis],” [Dueeeenggg!!]. Otomatis lah seluruh anggota kelas yang pada saat genting seperti itu pada mbeku, langsung meledak tertawa.
Temon yang notabennya sebagai fans-nya Jelita pun menimpali, “wah, aku ngerti nek lagi puasa kui ora olih ngapusi, tapi nek ngono kui jenenge terlalu, Bod!” {aku ngerti kalau sedang puasa tidak boleh bohong, tapi kalau seperti itu namanya keterlaluan, Bod!}.
Terpaksa deh Ibu Dhani ikut tertawa. Wakakak…

Another story…
Seperti biasanya, setelah selesai menulis di papan tulis dan menerangkan maksud tulisannya, Ibu Wardhani pun duduk di kursinya dengan santai. Memberikan kesempatan siswa/inya menyelesaikan kewajiban mereka.
Setelah pandangan eagle-eye-nya memonitor kegiatan siswa/inya beliau menemukan sepasang anak-cicit Adam dan Hawa, yup! Mereka adalah Bowo dan Ariani. Karena melihat kelakuan mereka berdua yang sudah semakin nempel melebihi prangko, Ibu Dhani pun sepertinya ingin memberikan sepatah-dua patah kata buat mereka…
“wah! Tiap hari Bowo tambah ganteng aja ya,” sindirnya. Sontak Bowo dan Ariani pun membeku. Bahkan aku yang duduk dibelakang mereka masih sempat mendengar gumaman Ari, “iya”.
“apa? Tambah ganteng? Tambah gedhe iya! Kan susunya cocok,” salak Ridwan [Baca : kuda].
“ha?,” sentak aku dan Oki. Sampai sekarang aku masih gak tahu apa maksudnya Ridwan dengan kata ‘Susu’ tersebut.
“kayaknya dulu gak pernah duduk di depan deh,” lanjut Ibu Dhani. “kayaknya ada faktor lingkungan ya?”.
Anak-anak pun menjawabnya dengan antusias dan kompak, “iyaaa Bu, sebelah kirinya itu”. kebetulan sebelah kirinya adalah Ariani.
“bukan sebelah kirinya, tapi sebelah kanannya,” protes Ridwan alias Kuda. Kebetulan sebelah kanannya adalah Fahmi si Tik-Tok.
Arum yang duduk di belakangnya cekikikan gak jelas sama soulmatenya [Baca : Rafika].
Oki mendukung kata-kata Ridwan, “ciee, CLBK niee…”
Ibu Dhani tertawa garing…
“pie e, Ki,” garuk Bowo gak terima.
“ha pie? Maksudku Tik-Tok karo Jelita. Wkwk”. Hahahaha… kebetulan Jelita duduk disamping kiri Tik-Tok.
Ibu Dhani semakin menggila, dari tertawa garing menjadi tertawa girang. (gak jelas e)
Heri yang menyaksikan perang mulut mereka pun ikut nimbrung. “wah nek Tik-Tok karo Jelita, Temon [Baca : Ridwan Yuni] cemburu kih”.
“waah Eno!,” otomatis si Breggy dan Oki menggoda Eno. Kebetulan si Eno digosipkan jadian sama Temon beberapa pekan yang lalu.
“ngopo e!,” kata Eno sengit.
Dan disaat seperti itu Andhika mulai angkat bicara, “wah raseneng aku karo Jelita. Aku cemburu!”.
“Hiiiiiyy!,” kata Oki.
Bel pun berkumandang…

Mau tau kisah jungkir balik si Bowo dalam mengejar Ariani? Silahkan buka http:// www.jamkuda.blogspot.com