Ini Kisah Kami Semua

XI IPA1 Story...
Ini merupakan kumpulan kisah-kisah dari Aditya Rahman, Ariani Anugrah Putri, Anisa Azis, Ramadhana Muhammad Efendy, Raden Prabowo Yoga Pratama, Catur Budi Sejati, Rahadian Andre dan Armina Analinta.
• Aditya Rahman “Macettt”
Kisahnya begini: waktu itu aku pulang dari bazar menaiki motor pinjaman. Karena suatu sebab aku pulang lewat Malioboro. Aduuh ternyata Malioboro macet. Karena sudah tidak mungkin untuk balik (baca: Jalan satu arah), jadilah aku dengan susah payah mengarungi Stucks! Ooh!...
Dengan susah payah kumencoba melepaskan diri dari kemacetan. Tapi ditengah-tengah keadaan yang menyebalkan itu tiba-tiba motorku pun ikut macet… What the!!! Bensinnya abis??!! Astaghfirullah hal adzim. Keadaan menjadi tambah bising gara-gara klakson kendaraan di belakangku berbunyi nyaring membuatku dilema. Tiiin tiiin tiiin !!! HELL BOOYY…!!!

• Ariani Anugrah Putri “Gje!”
Kisahnya ada hubungannya sama aku, makannya aku yang nge-post. Hehe. Begini ceritanya: setelah sepeda kesayanganku hilang, aku pergi kesekolah dengan naik bus umum (baca juga: Ku Ampuni Kau, Jogja-Tempel), waktu itu kami (Aku, Hafidz, dan Dhana) pulang sekolah bersama menaiki Jogtem (baca: Jogja-Tempel). Sampai di perempatan pingit, Jogtem kami berhenti karena lampu merah menunjukan tanda yang kendaraan dianjurkan untuk berhenti (baca: warna merah). Disaat seperti itu kami yang sedang duduk di dalam Jogtem spontan melihat kearah kiri, daaan di sana ada Ariani bersama Revonya berhenti juga. Hafidz yang pertama tau. Ia memberitahu kami berdua juga. Dan dari dalam bus kami mencoba memanggil Ari dengan berbagai cara (baca: menyapa). Mulai dari teriak-teriak, sampai nggedor-gedor kaca jendela bus. Tapi tetep aja tuh si Ariani tidak berkutik sama sekali. Sampai-sampai seisi bus geleng-geleng kepala melihat tingkah GJe kami bertiga. Dan ketika kami sudah nyerah si Ariani malah nengok ke bus kami dan menemukan kami bertiga yang sedang melihat kearahnya dengan tampang bodoh. Kemudian ia memperlihatkan bekhelnya ke kami dengan salting (baca: menyeringai)… Bzzz

• Anisa Azis “Misteri Tok-tok-tok!”
Kejadiannya baru kemaren pas praktikum fisika. Kami XI IPA1 praktik ‘Keseimbangan Benda Tegar’, aku bersama ketiga anggota kelompokku lainnya (Aji ‘Baim’, Catur dan Acil) mengerjakan tugas kami dengan damai. Alhamdulillah kelompok kamilah yang pertama kali selesai. Aku lega sekalii… yes!! Kami berempat bersiap-siap untuk pulang. Aku sedang benah-benah ketika mendengar suara aneh… Tok-tok-tok… Ha? Apaan tuh? Aku berusaha mencari sumber suara itu dan menemukan Cahayani sedang khusyu memandang Azis. (???). Mencurigakan bangett nih mereka berdua. Kenapa mereka cuman dua orang ya? Bukannya 1 kelompok harusnya beranggotakan 4 orang? Aku tanya Cahayani dan katanya sebagian anggota kelompoknya sedang sholat. Sialnya akibat bertanya ee e malah di suruh noblos kertas karton mereka. Bzzz… tapi dari sini akhirnya aku tau misteri suara Tok-tok-tok tadi. Ternyata karena mereka berdua gak ada yang kuat noblos tuh kertas karton (baca: Tenaga Cewek) akhirnya azis menggunakan kecerdasannya (hehe), ia menutuk-nutuk kertasnya dengan jarum dan gunting sehingga menimbulkan suara Tok-tok-tok. Hahahahahahahahahaha… dasar tik-tok (baca: Fahmi)

• Ramadhana Muhammad Efendi “Pidato Basa Jawa”
Waktu itu sedang pelajaran Bahasa Jawa. Minggu sebelumnya ada PR suruh bikin Teks Pidato dan hari ini tuh PR harus di bacakan di depan. Adjudan maju lebih dulu… ia membacakan dengan alakadarnya karena ia orang Jogja tulen. Setelah Judan, tibalah giliran Ramadhana. Deg!!! Ia sudah kalang kabut! Bagaimana pula iakan orang Toli-Toli (baca: Sulawesi), tak ada darah Jawa mengalir dalam darahnya. Karena terpaksa atau dipaksa oleh si Hafidz akhirnya ia maju. Sampai di meja guru ia mulai membaca teks pidato bahasa jawanya. Kelas hening. Ketika Ramadhana membaca kalimat pertama semua anak tertawa terbahak-bahak, tidak terkecuali aku. Bahkan Bapaknya juga ketawa. Hahaha. Mungkin karena kesel di ketawain tiba-tiba si Dhana nyeletuk “Sik To!!!”… hahaha, tambah rame lah kelas…


• Raden Prabowo Yoga Pratama “Misterius”
Kami (baca: XI IPA1) sedang duduk lesehan di depan ruang XII IPA3 menunggu bel ujian semester jam kedua berkumandang. Aku, Catur, dan Sofi sedang asyik belajar bersama. Sementara si Bowo teriak-teriak gak jelas bersama Breggy di belakang kami. Kami pura-pura gak tau aja supaya bisa fokus belajar. Beberapa saat kemudian si Lita muncul dan bergabung bersama kami. Ketika kami sedang damai-damainya belajar tiba-tiba si Bowo datang dan duduk di pojokan deket tangga dengan misterius. (???). “kwe ngpo toh Wo?!”, kata Catur. Lita dan Sofi melihat kearah Bowo dengan khawatir, sementara aku pura-pura gak tau. “ng… nganu… aku lagii…”, “lagi opo e Wo?”, kata Lita penasaran. “lagi MULESS!!”… dueengg!!!


• Catur Budi Sejati “Akibat Punya Badan Besar”
Tau kan Catur punya badan yang super besar? Pasti tau. Mengenai badannya yang super besar, aku punya cerita yang menurutku cukup lucu. Begini ceritanya: pagi itu karena ada Pameran Pendidikan, sekolah pun bebas. Kami berlima (Aku,Catur, Acil, Hafidz dan Dhana) berkeliaran di koridor sekolah dengan GJe. Karena kami sudah lelah dengan ke-GJe-an kami, kami memutuskan untuk duduk-duduk di depan kelas XI IPA1. Di sekitar kami duduk, berdiri banyak sekali baligho dari berbagai kampus. Mungkin karena kecerobohan Catur atau kebesaran badan Catur tiba-tiba salah satu Baligho itu oleng dan jatuh. What the!!! Bapak penjaga yang berada di dekat kami langsung mendekat dan memarahi Catur. Hahahahaha…


• Rahadian Andre “Gubrag!”
Hari jumat tiba, seperti biasa kami kelas XI ada PPKS (baca: ), PPKS jam pertama sampai jam kelima berjalan alakadarnya. Tapi giliran jam keenam (baca: PPKS Bahasa Indonesia) gurunya gak ada. Haduh! Pie iki??!! Ya sudahlah toh kami juga seneng. Kelaspun bebas. Anak-anak yang lain pada pergi entah kemana, ada yang pulang, ke kantin, perpus dan sisanya di kelas. Aku lah salah satu yang di kelas. Selain aku yang dikelas ada juga ABK (baca: Agung Bayu Kartiko), Azis, Armina, Acil, Hafidz, Dhana, Catur dan Andre. Mungkin karena nganggur (baca: Damas gak mlebu), jadi si ABK gak ada kerjaan, ia pun memainkan benang yang gak tau asalnya dari mana (menurut Catur ato sapa dari CD-nya Bowo). Benang itu ia tarik dari bangku belakang XI IPA1 sampai ke luar, sehingga orang yang lewat depan XI IPA1 banyak yang tersandung (tidak terkecuali Ibu Budi dan Ibu Agnes).
Tapi lain cerita dengan Acil dkk. Yang diluar pada teriak-teriak marah, yang didalem pada seneng-seneng. Acil dkk malah main loncat tali (kecuali Catur). Mungkin karena kesel ato gak punya temen si Andre malah ngisruh. “sik-sik gentian aku!”, kata Andre. Lalu ia mengambil ancang-ancang dan loncat… tiba-tiba… Gubrag!!! Si Andre nabrak meja… Hahaha…

• Armina Analinta “Bebas…!”
Sombooong !!! itulah kebiasaan baru yang XI IPA1 kumandangkan kepada setiap orang yang sampai sekarang aku gak tau apa sebabnya di katain ‘Sombong’, dan biasanya jawaban untuk kata 'sombong' itu adalah 'bebas...!!!' Memang perbuatan seperti ini tidak terpuji, yeah tapi apalah daya... satu-persatu anak-anak IPA1 mulai terjangkit virus aneh ini. Sampai Lia, Brisha, dan Azis pun terkontaminasi... Haduh. Daaan sekarang malah si Armina yang terkontaminasi...
Begini ceritanya: Waktu itu pelajaran Mr. Rudatan (baca: Bahasa Inggris) di XE. Aku duduk bersama Armina, Sofi, Catur dan Acil dalam satu meja (sesek euy!!). Kami bertiga (Aku, Acil dan Armina) sedang asyik ngobrol, sementara Catur dan Sofi sedang sibuk masing-masing. Si Acil tanpa sengaja menyebut kebiasaan itu ketika sedang berbicara dengan Armina ; "huw! Mina sombong!!". Dan aku kaget ketika mendengar jawaban Armina... "bebaaaasss!!"...

NB : Kisah di atas tanpa ada sebab menjelek-jelekkan teman-teman, hanya hiburan semata. hehe^^

0 komentar:

Posting Komentar