Hantu Kamar Mandi???

Kisah Lama...
Ini adalah pengalamanku. Pengalaman ini terjadi ketika aku masih duduk di bangku SMP kelas VIII. Waktu itu selain ikut pelajaran formal, aku juga ikut pelajaran nonformal alias les. Tapi aku cuma mengambil les bahasa inggris. Karena menurutku hanya pelajaran bahasa inggris sajalah yang jeblok nilainya (sok-sokan… hehe^^).
Aku ikut les bahasa inggris di sebuah tempat les yang namanya rahasia (welah). Tempat les itu merupakan tempat les bahasa inggris terbesar di Cirebon. Gedungnya sangat besar dan tingginya mencapai tiga lantai. Selama dua tahun aku ikut les di tempat ini aku belum pernah menjelajahi seluruh isi gedungnya. Dan kisah ini terjadi di dalam gedung les ku…
Pukul 16:00 a.m, aku sudah duduk di dalam ruang 6 yang merupakan ruangan khusus kelas VIII SMP. Ruangan itu terletak di tengah-tengah gedung di lantai 3 dan tanpa jendela, sehingga jika tidak ada AC-nya aku yakin akan sangat panas.
Semua teman lesku sudah datang: Mario, Jafry, Raydinald, Fadil, Lutfi, Hafidz, Dimas, Selvi, Tria, Litanya, Rani dan Si kembar Tiara dan Tiesya. Kelas dimulai setelah sang tentor datang…
Satu jam kemudian…
Pukul 17:00 a.m kami semua keluar dari ruang 6. Kami (Mario, Jafry, Raydinald, Fadil, Lutfi, Dimas dan Hafidz) memutuskan untuk nginep di rumah Mario, untuk membahas tentang club kita yang bernama C2HP (Club Cinta Harry Potter [waguu!!]). Kebetulan besok juga hari minggu, jadi kami bisa bermain sepuasnya.
Setelah keluar dari ruang 6, dalam perjalanan turun kami tidak berhenti membicarakan Harry Potter hingga tanpa sadar kami berjalan entah kemana… weh? Kami kesasar !!!
Ruang besar tempat berdiri kami saat itu begitu asing. Kami belum pernah kesitu!! Bahkan Jafry beranggapan kami kesasar ke dimensi lain (halah! Maklum masih lugu, kan baru kelas VIII SMP. Hehe!). tapi kami mengelak dan menasehatinya supaya tidak keseringan nonton film horror.
Dengan perasaan yang sedikit panik kami berusaha menjelajah ruangan itu dan mencari jalan keluar. Kami berlari mengikuti arah koridor sambil berpikir keras kami tadi lewat mana? (anehnya pada saat itu kami benar-benar lupa kenapa kami bisa berada di situ).
Ketika kami berjalan cukup lama sampai hari mulai gelap dan koridor mulai remang-remang kami akhirnya menemukan perempatan. Aku tahu! Aku pernah lewat sini, Raydinald dan Hafidz juga tahu, jika kami ambil koridor kiri maka kami akan sampai di Mushola, jika ambil kanan kami akan sampai ke ruangan les komputer (selain bahasa inggris, lembaga ini juga menerima les komputer) dan jika lurus?? Diantara kami tidak ada yang tahu akan menuju arah mana jika kami mengambil koridor di depan kami yang sudah gelap gulita!!!
Disaat kami bermusyawarah untuk mencapai mufakat (halah!), tiba-tiba kami di kejutkan oleh suara? Ya! suara! Tapi bukan suara kami. Suara seorang anak kecil batuk. Kami mulai merinding. Mula-mula yang mendengar suara itu si Hafidz, tapi Fadil dan Lutfi yang berada di dekatnya segera mengetahuinya juga, lalu kami menjadi pendengar yang terakhir.
Tanpa berkata apa-apa, kami mulai berteriak khas anak-anak innocen dan berhamburan berlari menyelamatkan diri masing-masing. Seingatku, aku, Mario, Lutfi, dan Fadil mengambil jalan lurus. What??? Dan yang lainnya entah kemana. Yeah! Kami berpisah.
Kami berhenti ditengah-tengah jalan. Entah berhenti karena capek atau takut nabrak. Koridor itu benar-benar gelap. Gelap gulita. Mula-mula kami tidak bisa melihat apa-apa, tapi lama-kelamaan kami mulai terbiasa dengan kegelapan di sekitarnya. Kami sekarang bisa melihat dalam kegelapan. Kami berada pas didepan pintu sebuah ruangan yang sangat asing. Dan dalam kegelapan itu Mario menemukan stop kontak. Dengan tidak sabar kami mulai berebut memencet stop kontak itu. ha? Gak nyala!! Shit!! Rusak apa mati lampu ya??
Kami mulai menangis, bukan menangis sedih tapi menangis takut. Dalam kegelapan itu kami duduk bergerombol di koridor gelap itu dan samar-samar terdengar suara hujan. Rupanya diluar hujan deras. Aku benar-benar sangat nyesal waktu itu. kenapa tadi gak langsung pulang aja. Aku juga berpikir sebenarnya ini tempat les atau gedung kosong sih?? Sepi, gelap dan menakutkan.
Dalam keputus asaan kami, tiba-tiba lampu menyala!
Waduh! Ternyata tadi mati lampu. Kami tertawa terbahak-bahak…
“waah kamu habis nangis ya?”, tuduh Lutfi kepada Fadil.
“lha kalo aku nangis kenapa? Kamu juga mukanya basah!”, kata Fadil.
“aduuh aku pengen pipis (kencing)”, kataku. Mario yang berada di sampingku juga kebelet kencing. Di saat seperti itu kami sadar ternyata pintu di dekat kami itu adalah toilet cowok. Alhamdulillah!! Kami pun ngacir masuk kedalam toilet. Toilet itu sangat bersih. Ada 4 bilik di dalamnya, dan cermin besar berbentuk persegi panjang tergantung di dinding di atas westafel yang berlawanan arah dengan bilik-bilik tersebut.
Tanpa berpikir panjang aku ngacir masuk ke bilik pertama, Mario menyusul di bilik kedua. Aku mulai membuka retsletingku dan … kencing. Samar-samar aku mendengar Fadil dan Lutfi ngobrol di luar. Mereka terlihat sangat asik. Tapi tiba-tiba saja Fadil menjerit!!! Dan aku mendengar suara kaki mereka berlari menjauh. Mereka keluar meninggalkanku sama Mario!
Spontan aku membereskan diri dan keluar. Bilik kedua yang berisi Mario pun terbuka. Mario berdiri disana.
“mereka kemana?”, kata Mario.
“gak tau”, kataku, “ayo pergi”.
“sebentar…”.
“ada apa?”.
“kamu dengar gak? Dengar gak!!”, gertak Mario.
“dengar apa?”, kataku bingung.
“sstt!!”. Mario menyuruhku diam. Aku menurut. Dengan sedikit takut aku mencoba mendengar suara yang di maksud Mario. Dan benar saja! Samar-samar aku mendengar suara, suara seorang (atau bukan orang) perempuan terisak. Aku mulai merinding. Mario yang berada disampingku mulai mengambil ancang-ancang untuk lari. Aku benar-benar takut!! (serius lho ini kisah nyata!!). aku pengen nangis, tapi gak tau nangis karena takut atau sedih mendengar suara itu.
“udah ahh, mungkin itu suara cewek yang baru diputuskan pacarnya, aku sering dengar cerita Selvi tentang cewek-cewek yang suka nagis di kamar mandi sekolah”, bisik Mario dengan suaranya yang gemetar (Mario dan Selvi satu sekolah di SMP6 Cirebon). Aku lega. Mudah-mudahan aja itu benar-benar suara cewek, manusia maksudku.
Kami pun memutuskan untuk pergi mencari yang lainnya. Ketika kami keluar dari kamar mandi, Mario memekik, aku terlonjak. Benar-benar kaget.
“kamu ngapain sih? Ngagetin aja!!”, gertakku.
“kamu lihat!”, kata Mario, “inikan kamar mandi cowok! Ngapain tuh cewek di dalam??”.
Aku tersentak. Tanpa banyak bicara aku dan Mario berlari ke arah sebelumnya. Menyusuri koridor dan akhirnya menemukan perempatan yang tadi. Di situ kami menemukan Jafry dan yang lainnya (kecuali Fadil dan Lutfi). Ternyata tadi ketika mendengar suara anak kecil batuk, mereka berlari ke Mushola. Lalu setelah itu aku pun sholat di Mushola dan kami pun pulang kerumah Mario.

Hari les berikutnya…
Kami mendengar cerita Fadil dan Lutfi. Ketika di dalam kamar mandi (menurut cerita mereka_ entah benar atau bohong_), mereka berdua melihat seorang cewek berpiama putih memasuki bilik ke 4, padahal jelas-jelas mereka tidak melihat cewek itu masuk ke toilet, kan mereka berdiri pas di dekat pintu masuk sementara pas kami masuk kesitu, toilet itu kosong.
Dan ketika aku dan Mario keluar dari bilik masing-masing, kami tidak melihat ada cewek baik di bilik 4 maupun bilik 3, kami hanya mendengar suara cewek terisak entah dari mana, yang jelas didalam kamar mandi itu…

NB: kalian mau percaya atau tidak, terserah… !!! yang jelas kisah ini benar-benar terjadi. Ini merupakan pengalaman paling manakutkan dalam hidupku… hiiyyy

0 komentar:

Posting Komentar