Rahasia Di Balik Tragedi Berdarah Buber part I

XI IPA1 Story...
Kisah ini terjadi bulan puasa kemaren (01 september 2009) dan awalnya dimulai di dalam kelas XI IPA1 tercinta saat mapel kimia berlangsung. Kelas kimia waktu itu benar-benar parah; Kami terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang perhatiannya tertuju ke ibu Kimia (?), ada yang tiduran (kelaperan paling), dan ada yang ngerumpi (aku masuk ke kelompok ngerumpi). Tapi ngerumpiku cuman bisik-bisik sama Catur, Aji (Baim), Agung (ABK) dan Acil.
Pelajaran Kimia telah usai…
Tiba-tiba saja kami disuguhkan ajakan Buber oleh Agust Titin dan kawan-kawan, aku langsung tertarik dan mendaftar untuk ikut. Aku pun memaksa Catur, Aji, ABK dan Acil untuk ikut buber juga, dengan rayuan gombalku Catur dan ABK tertarik. Haha. Jadilah sore itu kami sepakat kumpul di 4B.
Singkat cerita. Sebagian anak XI IPA1 sudah ada disitu; Titin, Bowo, Anindha, Andre, Dimas, Breggy, Ariani, Endah, Evi, Arum, ABK, Catur, Lita, Nungki dan aku…
Kami pun berangkat ke Jejamuran (tempat makan yang sudah kami sepakati). Bowo yang memimpin dengan Vixion-nya. Aku sering dengar ceritanya Catur tentang ngetrek-nya dia dengan Bowo (Bowo kalah terus), tapi terakhir ngetrek Catur lah yang kalah, disini rupanya Catur akan menunjukkan kejantanannya, ia akan membuktikan kepada Bowo kalau Vixion bisa kalah dengan Revo! Haha. Lain cerita dengan si ABK; aku gag tau apa yang dia pikirkan, tapi yang jelas sepertinya ia ingin menunjukkan kepada kita kalau ia pun bisa naik motor dan lebih hebat dari kita. Dan tau gak apa rencanaku? Dulu pas kelas satu, kami anak XC mengadakan Holiday ke paris dan aku sempat mengalahkan Bowo dalam perjalanan kami dengan membalap motornya. Disini aku sudah tau si Bowo sudah ganti motor dan aku ingin menunjukkan kalau motor Mio (welah!) bisa mengalahkan Vixion!!! Wakakak.
Laskar XI IPA1 (Laksis) berangkat menyusuri sepanjang jalan Magelang. Ngetrek di mulai. Aku mulai mengejar Bowo! Dan Bowo tidak mau kalah, ia semakin mempercepat lajunya, Catur dan ABK juga mengejar si Vixy! Jadilah kami saling salib-menyalib…
Kami sudah melewati Ring Road, aku terus mengincar si Vixy! Sementara Catur dan ABK juga mengincar kami di belakang, saat itu kami tidak melihat anggota Laksis lainnya. Ketika pandanganku fokus ke Bowo tiba-tiba…
Sebuah mobil menghalangi jalanku! Shit! Aku belok ke kiri dan sialnya disebelah kiri mobil itu ada motor (gag tau ngapain, mau nyebrang ato bunuh diri) berhenti ditengah jalan. Karena kecepatanku expres banget aku jadi kagok, aku langsung menginjak rem kaki (what? Rem kaki? Aku gak punya rem kaki! Sejak kapan Mio punya rem kaki?), dengan keburu-buru ku tarik rem tangan mio, tapi tidak keburu. Bagian depan motorku menabrak motor sinting itu.
Diuarrr…. Terjadilah apa yang dinamakan teori bigbang ke2…
Aku terpental seperti bola basket yang tak tau arah dan mendarat di aspal yang terasa lembek bagiku waktu itu. aku memandang berkeliling, tapi semuanya terasa aneh, berbayang-bayang dan berwarna hijau. Kepalaku pusing! Samar-samar kudengar suara seseorang merintih, aku mencari asal suara itu, tapi aku gak mengerti, suara itu seperti berasal dari mulutku, dan ternyata benar! Akulah yang merintih. Kulihat berkeliling dan aku merasakan langit turun ke bumi dan saat itu aku menemukan sebuah batu raksasa yang bisa bergerak-gerak di depanku…
Catur???
Aku baru sadar. Aku menemukan diriku ditengah-tengah jalan raya sedang duduk dan didepanku yang kukira batu adalah Catur? Ha? Kok Catur? Perasaan tadi aku nabrak motor lain dan catur berada di belakangku… aku benar-benar tidak mengerti.
Dengan merasa bersalah banget aku berkata kepada Catur; “Maafkan aku tur…” (???)
Setelah sadar sepenuhnya kutemukan diriku di kelilingi banyak orang. Kulihat keadaanku yang sangat berantakan. Pakaianku robek semua. Kalian tau gak apa yang terlintas di pikiranku saat itu? ada dua; pertama, “aduuh bakal di marahin mamah sama bapa nih”, kedua, “aduuh nyesel aku mbalap Yoga (Bowo), waah aku udah ngecewain teman-teman”…
Aku di bantu warga sekitar minggir ke trotoar. Setelah sampai di trotoar aku mulai merasakan perasaan aneh. Sekujur tubuhku sakit semua. SAKIIT BANGETT!!! Kaki, tangan, kepala udah kaya mayat, penuh dengan darah. Dengan merintih-rintih aku mulai di perdebatkan oleh Agust Titin, warga sekitar dan teman-teman seperjuanganku lainnya. Ada yang mengusulkan untuk membawaku ke Puskesmas, ada yang menyuruh di bawa ke PMI, dan ada yang menyuruh di bawa ke RS (karena lukaku cukup parah).
Sementara mereka berdebat sengit, seseorang memberikan segelas air kepadaku. Ia menyuruhku membatalkan puasaku. Tapi aku gag mau. Tanggung tau tinggal beberapa menit lagi kok. Ketika aku menolak gelas berisi air putih itu tiba-tiba air nya berubah warna menjadi merah. Ha? Darah dari daguku menetes ke gelas itu, dari situlah aku tau betapa parah lukaku… daguku bocor dan harus di jahit.
Aku mendengar kesepakatan mereka untuk membawaku ke PMI cabang Sleman. Sebagian orang ngacir memanggil mobil ambulance. Aku benar-benar terharu dengan teman-temanku. Disitu aku meneteskan air mata (tak beri tahu sebuah rahasia, aku nangis bukan karena sakit, tapi karena terharu), teman-temanku menghiburku, aku benar-benar merasa bersalah kepada mereka semua. T.T
Kami sedang bersedih ria, ketika seorang warga sekitar ada yang nyeletuk suruh cepat membawaku pergi kalau tidak polisi akan segera datang. Disitu aku benar-benar bingung sama Titin. Aku yang habis kecelakaan kok dia yang kalap. Mungkin gara-gara denger kata ‘polisi’ ya? haha. Dan kami pun mulai beres-beres untuk segera pergi (?).
Bersambung…

Mau tau kisah selanjutnya? Apakah yang akan terjadi dengan Laksis? Nantikan kisah berikutnya... Wakakak...


NB : Ngetrek disini bukan ngetrek beneran, cuman iseng-iseng aja. Catur dan Bowo rumahnya searah, jadi pulang sekolah mereka lakukan untuk balapan siapa yang lebih dulu sampai rumah dialah Firosi (Rosi-nya XI IPA1)

0 komentar:

Posting Komentar