Behind The Project [Kwaru Beach]


XI IPA1 Story...
“Temend temend R.O.S.E jadi touring k pantai siung ya. . Hari kamis kumpul jam 7 ontime di simak. . Ditunggu kedatangannya.” Beberapa teman ROSE (Reinforcement Of Science onE) mengirim sms seperti itu kepada teman-teman lain, tidak terkecuali aku. Berbeda dengan Evi dan Arum, si Bowo Berenda mengirimi sms seperti ini : “ATAS NAMA RPYP AGAN” SMUA JADINYA K PANTAI KWARU (BANTOEL). JAM 8 KUMPUL T4 SIMAK. NEK TELAT TINGGAL. (BOWO IKT). KAG. SEBARKAN.” ---njug ngopo?? Aku gak nyebarin tuh---
Hari H pun jatuh ! Tidak seperti yang diharapkan, jam 8 lebih banyak bangettt hanya ada beberapa butir bocah yang niat-niatnya mengerjakan perintah Berenda dengan berkumpul bersama kebo (Bowo maksudnya) di tempat Simak. Mereka adalah Si Bowo, Catur, Acil, Ariani, Thifal, Ani, Arumy dan Evi (Idjah). Dan setelah tanya-tanya ternyata emang bener segitu anak yang ikut. Sempat diberitahu juga kalo aku orang yang terakhir datang ---jadi maluu--- dan Judan sedang beli bensin ---di Magelang beli bensinnya, lama banget sih!--- sementara itu si Dimas sedang OTW dan kedua manusia dari toli-toli minta dijemput, juga si Anindya yang berada di Arab.
Setelah kedatangan Dimas dan sudah berbaik-baik dengan Simak ---dengan memborong nasinya--- kamipun memutuskan untuk segera berangkat. Dengan Arumy berada dalam dekapan Bowo sang pemimpin, kami pun menuju rumah Toli-toli dahulu ---kecuali Dimas, dia pergi kearah berlawanan, katanya sih nunggu di Tugu---.
Kami pun sampai di rumah sang pengembara (Hafidz dan Dhana aka Toli-toli), aku dan Catur menyerbu mereka dalam kamernya… ealah! Ternyata mereka belum siap-siap. Mereka masih bergumul sambil nopi (nonton tipi). Dengan rayuan gombal kami berdua si Hafidz mulai bergegas, tapi si Dhana tidak terpengaruh dengan rayuan kami. Maka diutuslah Evi (Idjah) dan Arumy ---dengan senang hati--- untuk merayu Dhana. Dhana pun mau… (ihiiy)
Singkat cerita, akhirnya tuh anak ---setelah ditunggu lamaaaa banggett sampe Bowo bilang gini : “adoh! Ganti baju kaya ganti kelamin aja!!”, dan Catur menjawab : “kan mau ketemu Thifal!”--- keluar juga.
Kami siap untuk berangkat ketika salah seorang dari kami nyeletuk gini : “eh, gimana sih Dimas tuh? Katanya dia sekarang di rumah Judan, lha si Judan katanya di rumah si Dimas!”.
“kecrett!!”.
Dengan ---gak tau ikhlas gak--- si Acil merelakan Arumy menghubungi Dimas dengan HPnya. Tapi si Dimas bilang gak jelas. Lalu kami pun menelpon Judan dengan HP yang sama. Catur mulai naik pitam. Tidak tanggung-tanggung ia membentak-bentak Judan diseberang telephone.
Jadi, ternyata Judan dan Dimas ngerjain kami. Mereka sebenarnya berada di tempat yang sama, tapi mereka mengaku berpisah. Akhirnya ujung dari perdebatan sengit antara Catur, Arumy dan Adjudan berujung dengan suatu keputusan yang sangat aneh. Adjudan dan Dimas mengundurkan diri untuk tidak ikut !!! APA !!! Dengan kalap Si Idjah alias Evi turun tangan.
Ia rampas HP Acil dari tangan Catur. Dengan muka garang ia menggentak-gentak Judan diseberang. Seluruh penghuni kebun binatang di absen si Idjah tanpa terlewatkan, termasuk si ASYU yang terkenal sekali di kalangan warga Jawa Tengah dan sekitarnya. Kami merasa aneh saat itu ---padahal udara panas banget, tapi kami serasa membeku--- hehehe.
Setelah si Idjah sang master turun tangan akhirnya si Judan dan Dimas pun menyerah. Mereka akhirnya menyetujui untuk ikut ke pantai Kwaru.
SEPAKAT ---materai 6000---
Selanjutnya kita menuju arab… menemui Anindya
Dalam perjalanan, si Bowo Firosi (Rosinya ROSE), melaju dengan sok-sokan. Akibatnya dia bersama Toli-toli ---yang percaya banget dengan si Kebo--- kesasar entah dimana. Rawr !! udah jam 11 nih ceritanya. Sekarang bukan hanya Catur, Arumy dan Idjah yang naik pitam. Kami pun naik pitamnya. Dengan ikhlas ---diukur dengan penggarisnya Pak Supri--- aku relakan pulsaku untuk menghubungi Kebo (Bowo), dia tidak menjawab. Akhirnya kuhubungi Sandal (Hafidz). Dengan banyak sekali cingcong yang berakibat pulsaku habis akhirnya si Sandal memberitahu keberadaannya. Mereka berada di Jl.M.T Haryono (SMA7). Dengan instruksi dari Anin akhirnya si Kebo sampai juga ditempat Anin bersama dengan dua anteknya. Berangkatlah kami ke Kwaru…
Setelah keteledorannya yang mengakibatkan kehabisan waktu+bensin=capek, akhirnya si Kebo menyerahkan pinpinannya kepada Thifal. Thifallah yang jadi petanya Dora sekarang ---aku peta! Aku peta!--- kamipun berangkat dengan damai.
Astaghfirullah Hal Adzim, kayaknya ada yang gak direstuin nih untuk pergi ke Kwaru. Sampai di Jl. Bantul Km. 4,5 kami dikejutkan oleh Polisi Razia. Kami para kendara sepeda motor disuruh mengambil jalan muter melewati pohon nasi ---sawah dap!--- sementara para kendara mobil terus mengikuti jalur biasa.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dengan sok-sokan Bowo turun dari Vixynya, ia membuka tasnya dan mengeluarkan dompetnya yang kempis. Dengan senyumnya yang marmos ia memberikan STNK dan SIMnya kepadaku. Akulah yang menyerahkan tuh surat2 kepada pak polisi. Sementara itu disisi lain kami, Si Toli-toli kalap. Bagaimana tidak? Ketahuilah teman-teman bahwa mereka berdua tidak mempunyai Surat Izin Mengendara atau yang populer dengan nama SIM. Mereka berdua yang pada waktu itu mengendarai motor mio merahnya Dimas ---yang bunyinya membuat telinga sakit--- sementara itu Si Dimas tertinggal di belakang nun jauh beud, pun kalap. Hahahaha. Mampyuuss lu!! Kami pura-pura gak tau aja ---demi keselamatan bersama lho---
Arumy pun turun tangan. Eits tunggu dulu! Pahlawan kesiangan lu Rum! Ariani Anugrah Putri kalah cepat turun kemedan perang. Dengan sikap seperti Aisyah Binti Abu Bakar, istri sang Rasulullah, si Ariani mengintrogasi Dhana dan mengusir Hafidz: "kamu punya SIM gak?", Dhana menjawabnya dengan gelengan dugemnya. Kembali Ariani bertanya tentang STNKnya, si Dhana memberitahu kalau STNKnya berada di bawah jok. Belum sempat mereka mengambil tuh STNK, salah satu polisi menggiring mereka. Polisi dengan kumis singa laut menagih surat-surat tuh motor. Ariani dengan memperlihatkan bekhelnya sambil bersusah payah menyangga motor Dimas, menyerahkan SIM kepada sang master of jalanan. Ketika giliran ditagih STNK, dengan sigap dan keyakinan penuh, Ariani menjawab begini : "di jok Pak!", padahal pada saat bersamaan si Dhana memberikan STNKnya kepada sang polisi ---ternyata STNKnya berada dalam dompet Dimas yang juga berada dalam Dhana--- Rawr!! Kawuslah Ari... Hehehe
Sementara itu aku dan Bowo merayakan kebebasan kami dengan mengejek Hafidz yang berjalan sendirian tak terurus.. Wakakakak
Setelah lolos dari medan pertempuran bersama kumis-kumis lebat, dengan sok-sokan kembali Bowo mengarungi Jl. Bantul. Membalap Thifal dan Idjah, Catur dan Arumy, dan Acil dan Anin hingga kami pun kembali kesasar di jalan yang menuju Samas, harusnya kami melewati jalan menuju Paris. Ingin ku berteriak "BOWO SESAT BOWO SESAT!!!"...
Alhasil kami berdua ---bersama Ani dan Ari, yang juga tertinggal--- mendapat nikmatnya bau tae Kebo !!! ASYU!!
Sampai di Kwaru!! WUIHH GILA!! SIA-SIA ANE!! PANTAINYA ELEK!!!
begitulah kami... rawr!!

NB : HANYA BERBAGI CERITA SAJA, TANPA ADA UNSUR APA-APA
untuk foto-fotnya bisa minta sama Ari dkk









0 komentar:

Posting Komentar