Kisah tentang Sepeda Motor

XI IPA1 Story…
[Bowo dan Catur]
Waktu itu kami, XI IPA1 sedang istirahat di depan kelas, duduk-duduk memandang motor diparkiran. Bowo yang sedang duduk bareng Ariani sedang memandang lekat-lakat motor Vixion kesayangannya. Catur yang pada waktu itu sedang duduk disebelahnya nyeletuk; “wuss! Motormu dadi GR kwe ndeloki ae [wuss! Motormu jadi GR kamu liatin aja]”.
“ben, daripodo motormu! [biarin, daripada motormu!]”.
“emang motorku ngopo?”.
“kwe nek numpak motormu ketoke kyo jin lampu numpak sajadah mabur! [kamu kalo naik motormu keliatannya kayak jin lampu naik sajadah terbang!]”.
Ckakakakakak…

[aku dan Hafidz]
Kami berdua sedang berjalan-jalan ria dimalam minggu, cuci mata gitu dimalioboro. Hehe. Aku menaiki sebuah motor butut [tidak boleh sebut merek] sambil membonceng Hafidz.
Kami berhenti disebuah lampu merah. Aku ngobrol dulu bersama Hafidz sambil menunggu lampu merah berubah jadi hijau. Lalu tanpa kami sadari, saking enaknya ngobrol ternyata lampunya sudah hijau, makannya dari tadi kendaraan dibelakangku tuun tuun melulu. Dan karena kalap akibat bunyi klakson pengendara lain, akhirnya aku yang lupa mengurang gigi motor menjadi 2 langsung tancap gas, akibatnya matarku terbang, menculat! Untung saja kami tidak jatuh. Hahahaha…

[Hafidz, Acil, Dhana, dan Aku]
Another story!
Kami berempat sedang jalan-jalan keliling Jogja ditengah malam. Aku boncengan sama Hafidz dan Dhana boncengan sama Acil. Aku yang memimpin perjalanan. Kami telah sampai di sebuah lampu merah. Aku berhenti dan Dhana pun ikut berhenti. Karena sudah malam maka lampu merahpun sepi banget. Akhirnya karena gak ada kendaraan yang lewat dari jalan lainnya, aku langsung nerobos lampu merah, Dhana juga ikut-ikutan. Aku langsung tancap gas takut-takut ada polisi yang ngikutin.
Setelah cukup jauh dari tuh lampu merah aku melambatkan laju motorku, lalu tiba-tiba ada sebuah motor mendekatiku, orang diatas motor itu berkata; “mas, mas menepi mas! Anda kena tilang!”.
Otomatis aku langsung tancap gas tanpa memandang tuh orang yang ada di atas motornya. Hafidz yang aku boncengpun ikut berteriak-teriak; “ayo Dit, lebih cepat lagi!”.
Aku tancap gas semakin cepat. dan ketika aku melihat kearah spion ku, ternyata dibelakangku tidak ada siapa-siapa, hanya ada Dhana dan Acil. What the!!! Jadi ternyata merekalah yang pura-pura jadi polisi! Asem!

Pelajaran pertama: Jika badan anda super besar, janganlah naik motor yang mini [seperti bebek], karena selain motornya kasian, anda juga kasian coz bakal di ejek temen-temen terus. Hehehe
Pelajaran kedua: jika sedang mengendarai sepeda motor janganlah mengobrol atau ngerumpi, atau bahkan ngegosip! Karena nanti malah di timpuk pake tae kebo sama pengendara lain. Hohoho
Pelajaran ketiga: taatilah lalu lintas, dan dalam mengendarai kendaraan seperti sepeda motor lengkapilah surat-suratnya [seperti SIM, STNK dll], karena jika anda melengkapi surat-surat kendaraan anda dan mentaati peraturan lalu lintas, insya Allah anda tidak akan di kerjain teman anda. Hahahaha

0 komentar:

Posting Komentar